Fayakhun Andriadi, Menciptakan Kemandirian Multidimensi



Menurut Fayakhun Andriadi kemandirian Indonesia bisa ditinjau dari berbagai dimensi: politik, ekonomi, sosial-budaya, sains-teknologi, pertahanan-keamanan. Mandiri secara politik berarti tidak berada di bawah hegemoni atau dominasi politik negara lain. Kita bebas menentukan peta jalan (road map) politiknya secara bebas, sesuai dengan visi kebangsaan dan misi kenegaraan kita, tidak didikte oleh kepentingan politik negara lain.
Kemandirian politik Indonesia memiliki beberapa aspek: hubungan bilateral, regional, dan internasional. Mandiri secara politik bagi FayakhunAndriadi mencakup ketiganya secara integral. Indonesia bebas menentukan mitra bilateral politik. Bebas berkiprah di ranah regional tanpa terikat pada beban politik tertentu. Dan bebas menentukan arah kebijakan politik internasional sesuai blueprint kenegaraan-kebangsaan kita: bebas-aktif. Bebas dari blok politik, tapi aktif menyemai perdamaian.
Kemandirian Indonesia secara ekonomi juga sama esensinya: tidak tergantung secara ekonomi pada negara lain. “Secara teoritik, kemandirian ekonomi diartikan sebagai bangsa yang memiliki ketahanan ekonomi terhadap berbagai macam krisis dan tidak bergantung pada negara lain,” tulis Fayakhun Andriadi.
Kemandirian ekonomi kita akan mendorong kemandirian mental bangsa dan negara kita. Sebuah negara yang terdikte secara ekonomi, aspek politik dan sosial-budayanya kemungkinan besar juga akan terdikte. Karena itu, paket ekonomi sering dijadikan instrumen untuk melakukan intervensi politik terhadap sebuah negara. Ketika secara ekonomi Indonesia tergantung pada negara lain, pendapat Fayakhun Andriadi sulit bagi untuk menghindar dari pengaruh (dikte) politik negara tersebut. Dijajah secara ekonomi berarti dijajah pula secara politik dan mental.  
Menurut Fayakhun Andriadi, kemandirian ekonomi Indonesia meliputi banyak aspek: pangan, energi, keuangan, infrastruktur,  industri, dan lainnya. Mandiri secara ekonomi berarti ketidaktergantungan Indonesia pada negara lain dalam urusan pemenuhan pangan. Kita negara agraris. Seharusnya, potensi ini bisa turut memperkuat daya tawar ekonomi-politik kita di level bilateral, regional, dan global.
Di masa depan, menurut Fayakhun Andriadi pangan adalah super power. Krisis pangan menghantui masa depan beberapa negara kawasan. Idealnya: Indonesia menjadi salah satu negara dengan ketahanan pangan terkuat. Ketahanan pangan, secara otomatis akan membuat kita menjadi negara dengan ketahanan ekonomi-politik yang terkuat juga.
Sampai saat ini, bagi Fayakhun Andriadi ketahanan pangan belum terwujud. Malah sebaliknya: Indonesia tidak berdaulat secara pangan. Masih tergantung pada negara lain. Ibarat tikus mati dilumbung padi. Impor menguasai seluruh aspek pangan kita: beras, gula, bawang, cabai, garam, daging, dan lainnya. Hampir tak ada item pangan kita yang bebas impor. Salah satu contoh yang menggelikan, tempe tahu dikenal sebagai makanan asli Indonesia, tapi bahan baku tempe-tahu, yaitu kedelai, sampai sekarang sebagian besar masih diimpor. Indonesia dikenal sebagai pengimpor kedelai terbesar di dunia. Sungguh ironis.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fayakhun : Rendahnya Kualitas Guru

Fayakhun Andriadi Komentari Impor Alutsista

Faktor Pemicu Partisipasi Politik (bagian 2) Oleh: Fayakhun Andriadi