Fayakhun Andriadi : Politisi Harus Punya Konsep Terukur
Nama
Fayakhun Andriadi masuk menjadi
jajaran politisi muda Partai Golkar. FayakhunAndriadi resmi menjadi anggota DPR sejak Pemilu 2009 lalu yang terpilih
dari daerah pemilihan DKI Jakarta II. Meski baru setahun berada di parlemen,
sepak terjangnya telah mewanai DPR.
Pria
kelahiran Semarang, 24 Agustus 1972 ini, saat terjun ke politik praktis penuh
dengan pertimbangan yang kalkulatif. FayakhunAndriadi berpandangan, dengan masuk langsung ke partai politik maka dirinya
bisa melakukan berbagai perubahan.
“Perubahan
harus dilakukan di dalam sistem. Jadi saat punya jabatan harus melakukan
perubahan. Dan di saat tidak punya jabatan jangan malah teriak-teriak,” ujar Fayakhun Andriadi.
Bagi
Fayakhun Andriadi, negara perlu
perubahan, perlu tindakan nyata, bukan sekedar wacana-wacana. “Banyak orang
merasa bisa bicara, namun belum tentu bisa berbuat ketika berada di kekuasaan,”
ujarnya tegas.
Fayakhun Andriadi
terjun ke politik praktis dengan bergabung ke Partai Golkar sejak 1996. Fayakhun Andriadi juga aktif di
struktur Partai Golkar maupun sayap organisasinya. Fayakhun pernah tercatat
sebagai Ketua Divisi Sistem Informasi dan Komunikasi PP Badan Informasi dan
Komunikasi (BIK) Partai Golkar (2005-2006).
Fayakhun Andriadi
juga tercatat sebagai Bendahara Umum Ormas MKGR (2010-2015), Wakil Sekjen Ormas
MKGR (2005-2010), Sekretaris PP Informasi dan Komunikasi Partai Golkar
(2006-2010), Ketua Umum Kelompok Intelektual Muda Partai Golkar (KIMPG) (2008-
sekarang), Ketua Cyber Campaign Bappilu 2009 (2008-2010), Wakil Sekretaris
Bidang Umum Fraksi Partai Golkar DPR RI (2009-sekarang), dan lain-lain.
Pilihan
Partai Golkar sebagai ‘kendaraan’ Fayakhun
Andriadi dalam berpartai didasari argumentasi yang rasional. Menurut dia,
dirinya lebih memilih menjadi buntut ikan hiu daripada menjadi kepala ikan
teri. Partai bagi Fayakhun tak ubahnya seperti agama. “Butuh loyalitas,” cetusnya.
Makanya,
bagi Fayakhun Andriadi, dalam hidup
cukup satu partai. Berpindah partai politik merupakan pantangan yang harus
dihindari dalam berpartai. Dengan memilih Partai Golkar, Fayakhun sadar
dinamika dan tempaan cukup besar ditemui di partai berlambang beringin ini.
“Memilih partai besar jelas akan besar pula tempaannya,” akunya.
Ia
mengakui, dalam Pemilu 2009 lalu, biaya politik yang ia keluarkan cukup
terukur. Menurut dia, jika dirinya gagal dalam pemilu yang lalu, ia tidak akan
jatuh miskin. “Kalau menang, ya memang sudah terukur,” ujar Fayakhun Andriadi.
Sumber: inilah.com
Komentar
Posting Komentar